Pages

Subscribe:

Kamis, 23 Mei 2013

DM pada ibu hamil



 

BAB I

LANDASAN TEORI


1.1  Latar Belakang

Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.
Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100 mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM.
Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral. Gangguan DM terjadi 2 % dari semua wanita hamil, kejadian meningkat sejalan dengan umur kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan orang dengan gangguan toleransi glokusa,25%kemungkinan akan berkembang menjadi DM gestasional merupakan keadaan yang perlu ditangani dengan professional, karena dapat mempengaruhi kehidupan janin/ bayi dimasa yang akan dating, juga saat persalinan.
Diabetes Gestational merupakan komplikasi medis yang paling umum terjadi selama kehamilan tetapi dapat juga berlanjut meski sudah tidak hamil lagi. Pengendalian kadar glukosa darah adalah hal penting selama kehamilan. Menurut penelitian sekitar 40-60 persen ibu yang mengalami diabetes mellitus pada kehamilan dapat berlanjut mengidap diabetes mellitus setelah persalinan. Disarankan agar setelah persalinan pemeriksaan gula darah diulang secara berkala misalnya setiap enam bulan sekali.
Pada pasien yang telah menderita DM sebelumnya jika kemudian hamil maka akan cukup rawan untuk terjadi komplikasi pada janin yang dikandung, dan juga kesehatan si ibu dapat memburuk apabila terjadi komplikasi-komplikasi diabetik. Akhir dari kehamilan penderita DM dapat dibuat lebih aman apabila ditangani dengan penatalaksanaan yang tepat, perawatan yang optimum meliputi inisiasi terapi intensif sebelum konsepsi. Pasien-pasien ini memerlukan diagnosis dan penatalaksanaan prenatal yang khusus.
Faktor risiko diabetes mellitus pada kehamilan adalah riwayat keguguran berulang, pernah melahirkan bayi yang beratnya sama dengan atau melebihi 4000 g, pernah mengalami preeklamsia (keracunan kehamilan), atau pernah melahirkan bayi mati tanpa sebab yang jelas atau bayi dengan cacat bawaan.
Selain itu yang juga merupakan faktor risiko adalah usia ibu hamil yang melebihi 30 tahun, riwayat diabetes mellitus dalam keluarga, serta pernah mengalami diabetes mellitus pada kehamilan sebelumnya.


1.2  Definisi

Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa, Intoleransi karbohidrat ringan ( toleransi glukosa terganggu ) maupun berat, Penyakit kelainan metabolisme, dimana penderita tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat glukosa dalam darahnya, yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan berlangsung dan tidak diderita sebelum ibu hamil.

1.3  Etiologi

Diabetes Melitus Gestasional disebabkan karna kekurangn insulin. Yang disebabkan karna adanya kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar sel – sel beta pulau langerhans dalam kelenjar pancreas yang bekerja menghasilkan insulin.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat untuk makanan janin dan persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin menyerupai kadar darah ibu. Bila tidak mampu meningkatkan produksi insulin yang mengakibatkan hyperglikemia atau DM kehamilan ( DM yang timbul dalam kehamilan ).

1.4  Faktor Resiko

a)      Keguguran berulang,
b)      Riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan atau anak mati tanpa sebab yang jelas.
c)      Pernah melahirkan bayi > 4000 gram
d)     Riwayat pre eklamsi
e)      Riwayat polihidramnion
f)       Usia ibu > 30 tahun
g)      Riwayat DM pada keluarga
h)      Pernah DMG sebelumnya
i)        Infeksi saluran kemih berulang selama hamil.

1.5  Tanda dan Gejala

a)      Sering  kencing pada malam hari ( polyuria )
b)      Selalu merasa haus ( polydipsia)
c)      Selalu merasa lapar ( polyfagia )
d)     Selau mersa lelah atau kekurangan enrgi
e)      Penglihatan menjadi kabur
f)       Hyperglaisimia ( peningkatan abnormal kandungan gula dalam darah )
g)      Glaikosuria ( glukosa dalam urine )
h)      Mata kabur
i)        Pruritus vulva.
j)        Ketonemia.
k)      BB menurun
l)        Gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl.
m)    Gula darah sewaktu > 200 mg/dl
n)      Gula darah puasa > 126 mg/dl.

1.6  Klasifikasi

a)      Diabetes mellitus yang tergantung pada insulin/insulin dependent diabetes mellitus.
Biasanya terdapat pada orang yang masih muda. Gejalanya terjadi dengan tiba – tiba . kadar glukosa darah yang tinggi, dan memerlukan insulin dalam mengembalikan kadar gula darah.
b)      Diabetes mellitus yang tidak tergantung pada insulin/noninsulin dependent diabetes mellitus.
Biasanya terdapat pada orang yang usianya > 40 tahun , terjadi secara perlahan – lahan , dan kemungkina tidak ada tanda atau gejala , biasanya terdapat pada orang gemuk , usia lanjut dan tidak aktif, tidak memerlukan insulin dalam mengendalikan kadar gula darah.
KARAKTERISTIK
TIPE 1 ( DEPENDEN INSULIN )
TIPE 2 ( NON DIPENDEN INSULIN )
Lokus genetic
·         Kromosom 6
·         Tidak diketahui
Onset umur
·         < 20 tahun
·         < 40 tahun
·         Umur > 40 tahun
Habitus
·         Normal,terjadi pemborosan energi
·         Gemuk
Insulin plasma
·         Insulin rendah/tidak ada/ kurang
·         Tinggi.resistensi terhadap insulin tinggi
Glucagon
·         Konsentrasi tinggi dapat diturunkan
·         Konsentrasi tinggi , resistensinya juga tinggi
Komplikasinya reaksi kortison terhadap terapi insulin
·         Ketoasidosis
·         bereaksi
·         hyperosmoler sampai koma
·         dapat bereaksi
Sulfonil- urea
·         tidak bereaksi
·         bereaksi dengan baik

1.7  Pathofisiologi

Pada DMG terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormone lain seperti estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan tetapi, bila ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin, sehingga ia relative hipoinsulin yang menyebabkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan.

1.8  Komplikasi

1)      Maternal
Infeksi saluran kemih, hydramnion, hipertensi kronik, preeklamsi, kematian ibu.
2)      Fetal
Abortus spontan, kelainan congenital, infusiensi plasenta, makrosomia, kematian intra uterin.
3)      Neonatal
Prematuritas, kematian intauterin, kematian neonatal, trauma lahir, hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hipebilirubinemia, syndrome gawat nafas, polisitemia.

Komplikasi pad maternal
Komplikasi pada janin
·      Hipertensi 10-20 %
·      Hidraamnion 20-25%
·      Bakteriuria 7-10 %
·      Persalinan distosia 10-15 %
·      Kematian maternal jarang
·      Gangguan vaskuler sehingga menimbulkan : preeclampsia
·      Kematian perinatal tinggi
·      Kelainan congenital 6 %
·      Makrosomia
·      Kematian intra uterin
·      Abortus berulang / tanpa sebab
·      Respiratory distress syndrom
·      Dapat terjadi infertilitas
·      Emesis dan hyperemesis berat
·      Janin makrosomia cenderung menyebabkan pertolongan persalinan operatif transoabdominal
·      Dampak lain kolestrol tinggi dan hypertensi adalah :
·         Retinopati
·         Nefropati
·         Neuropath
·         ateroskelosis
·      pertolongan persalina pervaginam yang paling berbahaya adalah distosia bahu.

1.9  Pengaruh pada Kehamilan

a)      Dalam kehamilan
Abortus,partus prematurus, preeklamsi, hidramnion, kelainan letak, insufisiensi placenta
b)      Dalam persalinan
Inertia uteri & atonia uteri,  distosia bahu karena bayi besar, lahir mati
c)      Saat nifas
Infeksi nifas, sepsis puerpuralis, menghambat penyembuhan luka jalan lahir.
d)     Bagi bayi
Cacat bawaan, dismatur, makrosomia, IUFD ( Intra Uteri Fetal Death ), kematian neonatal, kelainan neurologi dan psikologi di kemudian hari.
Terhadap kehamilan
Terhadap persalinan
Terhadap nifas
·      Hyperemesis gravidarum
·      Pemakaian glikogen bertambah
·      Meningkatnya metabolism basal
·      Sebagian insulin ibu dimusnahkan oleh enzim insulin dalam plasenta
·      kegiatan otot rahim dan usaha meneran mengakibatkan pemakaian glukosa lebih banyak , sehingga dapat terjadi hypoglikemia , apabila disertai dengan muntah – muntah.
·           Lebih sering mengakibatkan infeksi nifas dan sepsis yang menghambat luka jaln lahir , baik rupture perineum maupun lika episitiomi

1.10   Penatalaksanaan

a)        Pengelolaan medis
Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan DMG juga terutama didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian berat badan ibu.
1.      Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir lebih dini, pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin memdadak. Berikan insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui drips.
2.      Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya. Lakukan upaya pencegahan infeksi dengan baik.
3.      Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan infus glukosa.
4.      Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih mudah.
5.      Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB.
6.      Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari:
− Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
− Kalori kegiatan jasmani 10-30%
− Kalori untuk kehamilan 300 kalor
− Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB
Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai normal atau normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl dan 2 jam pp di bawah 120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera dimulai.
Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur glukosa darah kapiler. Perhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan ditambahkan sejumlah 300-500 kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai.
Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu (ideal setiap hari, jika mungkin dengan alat pemeriksaan sendiri di rumah). Dianjurkan kontrol sesuai jadwal pemeriksaan antenatal, semakin dekat dengan perkiraan persalinan maka kontrol semakin sering. Hb glikosilat diperiksa secara ideal setiap 6-8 minggu sekali.
Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan yang dianjurkan tergantung status gizi awal ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5 kg dan ibu BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).
Jika pengelolaan diet saja tidak berhasil, maka insulin langsung digunakan. Insulin yang digunakan harus preparat insulin manusia (human insulin), karena insulin yang bukan berasal dari manusia (non-human insulin) dapat menyebabkan terbentuknya antibodi terhadap insulin endogen dan antibodi ini dapat menembus sawar darah plasenta (placental blood barrier) sehingga dapat mempengaruhi janin.
Pada DMG, insulin yang digunakan adalah insulin dosis rendah dengan lama kerja intermediate dan diberikan 1-2 kali sehari. Pada DMH, pemberian insulin mungkin harus lebih sering, dapat dikombinasikan antara insulin kerja pendek dan intermediate, untuk mencapai kadar glukosa yang diharapkan. Obat hipoglikemik oral tidak digunakan dalam DMG karena efek teratogenitasnya yang tinggi dan dapat diekskresikan dalam jumlah besar melalui ASI
b). Pengelolaan obstetrik
Pada pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan keadaan klinis ibu dan janin, terutama tekanan darah, pembesaran/ tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, kadar gula darah ibu, pemeriksaan USG dan kardiotokografi (jika memungkinkan).
Pada tingkat Polindes dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin.
Pada tingkat Puskesmas dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin.
Pada tingkat rumah sakit, pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan cara :
Pengukuran tinggi fundus uteri :
·         NST – USG serial
·         Penilaian menyeluruh janin dengan skor dinamik janin plasenta (FDJP), nilai FDJP < 5 merupakan tanda gawat janin.
·         Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia, pertumbuhan janin terhambat (PJT) dan gawat janin merupakan indikasi untuk melakukan persalinan secara seksio sesarea.
·         Pada janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat dilahirkan pada usia kehamilan cukup waktu (40-42 mg) dengan persalinan biasa. Pemantauan pergerakan janin (normal >l0x/12 jam).
·         Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG memerlukan perawatan khusus.
·         Bila akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan amniosentesis terlebih dahulu untuk memastikan kematangan janin (bila usia kehamilan < 38 mg).
·         Kehamilan DMG dengan komplikasi (hipertensi, preeklamsia, kelainan vaskuler dan infeksi seperti glomerulonefritis, sistitis dan monilisasis) harus dirawat sejak usia kehamilan 34 minggu. Penderita DMG dengan komplikasi biasanya memerlukan insulin.
·         Penilaian paling ideal adalah penilaian janin dengan skor fungsi dinamik janin-plasenta (FDJP).

BAB II

ASKEB


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
Pada Ny. S Umur 31 Tahun G2P1A0AH1 Umur Kehamilan 30 minggu
Di BPM Haniyah, Sleman, Yogyakarta

No. Register                                        : 01042013
Masuk BPM Hari/ Tanggal/ Pukul      : Minggu, 31 Maret 2013
Dirawat diruang                                  : Ruang Periksa

1.      PENGKAJIAN DATA,         Tanggal/ Pukul : 31-03-2013/ 09.00 WIB
Oleh                :  Bidan Nia
A.          Biodata
  Ibu                                         Suami
1.      Nama                        : Ny ‘S’                                   Tn. ‘Z’
2.      Umur                        : 31th                                       34th                            
3.      Suku/Bangsa            :Sumatera/Indonesia               Jawa/Indonesia
4.      Agama                      : Islam                                     Islam
5.      Pendidikan               : SMA                                     D3
6.      Pekarjaan                  : Pedagang                              Karyawan swasta
7.      Alamat                     : Jl.Krapyak, Sleman               Jl.Krapyak, Sleman

B.           Data Subjektif
1.      Alasan Datang/ Dirawat :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaanya.

2.      Keluhan Utama :
Ibu mengeluh sering merasa haus, merasa lapar dan sering BAK

3.      Riwayat Menstruasi :
Menarce       : 16th                           Siklus              : 25 hari
Lama            : 8hari                          Teratur             : teratur
Sifat darah   : encer                          Keluhan           : tidak ada

4.      Riwayat Perkawinan :
Status Perkawinan   : sah                 Menikah ke                             : 1
Lama                        : 12th               Usia menikah partama kali      : 19th

5.      Riwayat Obstetrik : G2 P1 A0 Ah1
Hamil
ke
Pesalinan
Nifas
Tgl
UK
Jenis
Pesalinan
Penolong
Komplikasi
JK
BB
Lahir
Laktasi
Komplikasi
 1
4 -02-2007
39mg
sc
 dokter
 makrosomia
pr
4300
iya
Tidak ada

6.      Riwayat Kontrasepsi yang digunakan :
No
Jenis

Pasang
Lepas
Tgl
Oleh
Tempat
Keluhan
Tgl
Oleh
Temat
Alasan
1
IUD
25-03-07
bidan
BPS
 Tidak ada
 1 -1-12
bidan
Bps
Ingin punya anak lagi

7.      Riwayat Kehamilan Sekarang :
a.       HPM      : 4-9-2012                   HPL    :  11-6-2013
b.      ANC pertama umur kehamilan :  6minggu
c.       Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi            :  6 Minggu
Keluhan              :  mual muntah
Komplikasi         :  tidak ada
Terapi                 :  belum diberikan
Trimester II
Frekuensi            :  2x
Keluhan              : pusing
Komplikasi         : DMG
Terapi                 : tablet Fe, Lico Calk,
Trimester III
Frekuensi            : 2x
Keluhan              : sering haus, lapar, BAK
Komplikasi         : DMG
Terapi                 : tablet fe
d.      Imunisasi TT:  
TT 1 : TT Caten
TT 2 : tanggal 25 September 2007        
TT 3 : tanggal 28 Oktober 2007
TT 4 : tanggal    
TT 5 : tanggal    

e.       Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan janinnya bergerak lebih dari 10x sehari.

8.      Riwayat kesehatan
a.       Penyakit yang pernah/ sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular seperti PMS, HIV/AIDS, TBC, penyakit menurun seperti DM, Hipertensi, jantung, dan penyakit menahun seperti Asma, jantung, dan Hipertensi.
b.      Penyakit yang pernah/ sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan keluarga ibu maupun keluarga suami tidak pernah/sedang menderita penyakit menular seperti PMS, HIV/AIDS, TBC, penyakit menurun seperti DM, Hipertensi, jantung, dan penyakit menahun seperti Asma, jantung, dan Hipertensi.

c.       Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan keluarga ibu dan keluarga suami tidak mempunyai riwayat kehamilan kembar.

d.      Riwayat oprasi
Ibu mengatakan pernah melakukan operasi sesar.

e.       Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak ada alergi pada obat.

9.      Pola pemenuhan kebutuhan

Sebelum hamil             Saat hamil
a.       Nutrisi
Makan
Frekuensi            :3x sehari                                 3x sehari
Jenis                   : nasi, sayur, lauk,buah            nasi,sayur,lauk,buah
Porsi                   : 1 piring                                  1-2 piring
Pantangan          : tidak ada                               Tidak ada
Keluhan              : tidak ada                               tidak ada
Minum
Frekuensi            :7-8x sehari                              8-10x sehari
Jenis                   : air putih, teh                          air putih, teh,susu
Porsi                   : 1 gelas                                   1 gelas
Pantangan          : tidak ada                               Tidak ada
Keluhan              : tidak ada                               sering haus


b.      Eliminasi
BAB
Frekuensi            : 1x sehari                                1x sehari
Warna                 : kuning kecoklatan                 kuning kecoklatan
Konsistensi         :lembek                                    lembek
Keluhan              : tidak ada                               tidak ada
BAK
Frekuensi            : 3x sehari                                8x sehari
Warna                 : kuning                                   kuning
Konsistensi         : cair                                        cair
Keluhan              : tidak ada                               sering BAK


10.  Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
-          Ibu mengatakan tidak pernah merokok
-          Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu selama kehamilan
-          Ibu mengatakan tidak penah mengkonsumsi alcohol.

11.  Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/ suami/ keluarga terhadap kelahiran, dukungan, hubungan dengan suami/ keluarga/ tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social, keadaan ekonomi keluarga)
-          Ibu mengatakan suami dan keluarga senang dan menerima dengan kehamilan sekarang.
-          Ibu mengatakan suami dan keluarga mendukung ibu dengan kehamilan sekarang.
-          Ibu mengatakan hubungan ibu, suami, keluarga, dan tetangga baik-baik saja.
-          Ibu mengatakan sering melakukan kegiatan ibadah setiap hari.
-          Ibu mengatakan ekonomi keluarganya mencukupi.

12.  Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
-          Ibu mengatakan belum mengetahui tentang kehamilan trimester 1,2, dan 3.
-          Ibu mengatakan belum mengetahui tentang masa persalinan.
-          Ibu mengatakan belum mengerti tentang masa nifas dan menyusui.

13.  Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
-          Ibu mengatakan rumahnya bersih dan nyaman
-          Ibu mengatakan rumahnya jauh dari tempat pembuangan sampah
-          Ibu mengatakan tidak memelihara binatang peliharaan.

C.           Data Objektif
1.      Pemeriksaan umum
Keadaan umum        : baik
Kesadaran                : composmentis
Status emosional      : stabil
Tanda vital               :
Tekanan darah          : 120/80mmhg             Nadi    : 72x/menit
Pernafasan                : 25x/menit                  Suhu    : 36.50c
BB                            : 68kg                          TB       : 150cm
2.      Pemeriksaan Fisik
Kepala          : messocepal. Tidak ada benjolan,  bersih, tidak berketombe
Wajah           : simetris, tidak ada odema, ada cloasma gravidarum
Telinga         :simetris, terdapat lubang telinga
 Mata            : simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
Hidumg        : simetris, tidak polip, tidak ada sekret
Mulut           : simetris, tidak labioskisis/palatoskisis, tidak karies gigi
Leher            : tidak ada pmbesaran vena jugularis, kelenjar parotis/limfe
Dada            : simetris, tidak retraksi dinding dada.
Payudara      : simetris, putting menonjol, colustrum(-), hyperpigmentasi
Abdomen     :linea(+), striae(+), tfu 3 jari atas pusat.
 Palpasi        
Leopold I     : pada bagian fundus teraba bulat, lunak, dan ridak melenting yaitu bokong janin.
Leopold II    : pada bagian kanan ibu teraba panjang, datar, keras yaitu punggung janin, pada bagian kiri ibu teraba bagian-bagian kecil yaitu ekstremitas janin.
Leopold III  : Pada bagian terendah teraba bulat, keras, melenting yaitu kepala janin.
Leopold IV  : Bagian terendah janin belum masuk PAP

Osbron test   : DKP (-)

Pemeriksaan Mc. Donald
TFU              : 24cm                         TBJ      : (24-12)x155= 1860gr
Auskultasi
DJJ                                       : 144x/menit
Ekstremitas atas                   : Simetris, tidak ada udema,jari lengkap
Ekstermitas bawah               : Simetris, tidak ada udema,jari lengkap
Genitalia luar                        : bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi

Pemeriksaan panggul           : tidak dilakukan

3.      Pemeriksaan penunjang        tanggal: 31-3-2013      jam: 09.30WIB
Cek GDS = 220 mg/dl

4.      Data penunjang
GDP: 120 mg/dl
2 jam sesudah makan: 140mg/dl
HbA1c : 7%

I.             INTERPRETASI DATA
A.    Diagnosa kebidanan
Seorang ny’S’ umur 31th, G2P1A0AH1, UK 30mg, janin tunggal hidup intra uterin, punggung kanan, presentasi kepala, dengan diabetes mellitus gestasional.

Data Dasar  
DS :  - Ibu mengatakan berumur 31 tahun
   -Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua
   -Ibu mengatakan pernah melahirkan 1x
   -Ibu mengatakan mempunyai anak hidup satu
   -Ibu mengatakan HPHT tanggal 4-9-2012

DO:  Djj: 144x/menit
                         Pemeriksaan fisik       Leopold I : Bokong               
                                                            Leopold II: Puka
                                                            Leopold III:Preskep
                                                            Leopold IV:Belum PAP
                        Pem. Penunjang          GDS: 220 mg/dl
Data penunjang           GDP: 120 mg/dl
2 jam sesudah makan: 140mg/dl
HbA1c : 7%


Tanda vital              
Tekanan darah          : 120/80mmhg                         Nadi    : 72x/menit
Pernafasan                : 25x/menit                              Suhu    : 36.50c
BB                            : 68kg 
                                  
B.     Masalah                    : Tidak ada
                    

II.          IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Potensial terjadi Makrosomia.

III.       TINDAKAN SEGERA
A.    Mandiri
Tidak ada
B.     Kolaborasi
Tidak ada
C.     Merujuk
Merujuk ke Rumah Sakit Panti Rapih

IV.       PERENCANAAN                    Tgl : 31-03-2013         Pukul : 10.30 WIB
1.      Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2.      Beritahu ibu sebab dan cara mengatasi keluhannya
3.      Pantau keadaan ibu dan janin
4.      Anjurkan ibu untuk diet dan olahraga
5.      Anjurkan ibu untuk cek gula darah
6.      KIE tentang tanda bahaya ibu hamil
7.      KIE tentang persiapan persalinan
8.      Beritahu ibu tentang tindakan merujuk
9.      Berikan tablet Fe
10.  Anjurkan ibu melakukan kunjungan ulang
11.  Dokumentasi

V.          PELAKSANAAN                     Tgl :31-3-2013 Pukul : 10.45WIB
1.      Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu keadaan ibu baik TD:120/80mmhg, Nadi:72x/menit, Nafas 25x/menit, suhu 36,50c, keadaan janin baik DJJ: 144x/menit.
2.      Memberitahu ibu sebab dari keluhan ibu berupa sering haus, sering lapar, sering BAK disebabkan oleh karena ibu menderita diabetes mellitus gestasional, yaitu intoleransi karbohidrat atau toleransi glukosa terganggu yang berlangsung selama kehamilan. Ibu tidak perlu cemas dan khawatir, karena DMG yang ibu alami masih dalam kategori ringan. Cara mengatasinya yaitu dengan memperbanyak minum air putih, makan dengan pola dan porsi yang benar dan sedikit mengandung glukosa, mengurangi makanan manis dan berlemak yang dapat memacu peningkatan glukosa dalam darah.
3.      Memantau keadaan ibu dan janin dengan mengukur TFU, mendengarkan DJJ, gerakan janin, tekanan darah ibu, dan menganjurkan ibu USG untuk melihat pertumbuhan janin.
4.      Menganjurkan ibu untuk diet dengan cara mengatur pola makan dan memakan makanan yang kadar glukosanya rendah, memperbanyak makanan yang berserat, menghindari minuman yang manis-manis. Berolahraga ringan untuk mengubah glukosa menjadi energy, agar dapat membantu menstabilkan guladarah hingga dalam kadar yang normal.
5.      Menganjurkan ibu untuk mengecek atau control gula darah minimal 2x seminggu, ibu bisa datang ke apotik atau tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk control gula darah, jika terdapat peningkatan kadar gula darah, segera menghubungi petugas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
6.      Memberikan KIE tentang tanda bahaya ibu hamil yaitu pusing kepala yang hebat, pandangan kabur, mata berkunang-kunang, nyeri perut yang hebat, gerakan janin berkurang,/atau tidak bergerak, ketuban pecah sebelum umur kehamilan 36minggu,jika ibu mengalami salah satu atau lebih tanda bahaya tersebut, segera menghubungi petugas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
7.      Memberikan KIE tentang persiapan persalinan meliputi penolong, tempat bersalin, baju ibu dan baju bayi,pendamping persalinan, pembuat keputusan, donor darah, kendaraan, dan biaya,
8.      Memberitahu ibu tentang tindakan merujuk, karena ibu mengalami diabetes mellitus gestasional dan terdapat riwayat SC pada persalinan yang lalu, maka untuk menghindari terjadinya diagnose potensial serta kegawatdaruratan pada janin maupun ibu lebih baiknya dilakukan SC ketempat pelayanan kesehatan yang mempunyai fasilitas yang memadai.
9.      Memberikan terapi tablet Fe, diminum 1x menjelang tidur malam dengan menggunakan air jeruk atau air putih agar meningkatkan penyerapan obat didalam tubuh, dan jangan menggunakan air the teh atau kopi karena mengandung kafein yang dapat menghambat penyerapan obat dalam tubuh.
10.  Menganjurkan ibu melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan atau 2 minggu yang akan datang.
11.  Mendokumentasikan pada buku KIA dan buku Register.

VI.       EVALUASI                              Tgl:31-3-2013             Pukul : 11.30WIB
1.      Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2.      Ibu sudah mengerti tentang penyebab keluhannya dan cara mengatasinya.
3.      Janin dan ibu masih dalam pemantauan setiap kunjungan ulang.
4.      Ibu bersedia diet dan berolahraga ringan serta mengecek gula darah minimal 2x seminggu seperti yang di anjurkan bidan.
5.      Ibu sudah mengerti dan paham penjelasan bidan tentang tanda bahaya ibu hamil dan persiapan persalinan.
6.      Ibu bersedia untuk dilakukan rujukan kerumah sakit Panti Rapih untuk mendapatkan pelayanan dan fasilitas yang memadai ketika proses persalinan.
7.      Ibu bersedia meminum tablet Fe 1x menjelang tidur malam dengan menggunakan air jeruk atau air putih.
8.      Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan atau 2 minggu yang akan datang.
9.      Telah di documentasikan pada buku KIA dan buku Register.





BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


3.1  Kesimpulan

Diabetes mellitus gestasional merupakan toleransi glukosa terganggu yang terjadi selama kehamilan, dikatakan DMG jika ibu dan keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan DM, dan selama kehamilan GDS>200mg/dl, glukosa darah puasa >105mg/dl, kadar glukosa 2 jam setelah makan > 120mg/dl, dan HbA1c > 6%,.
DMG dapat menyebabkan komplikasi pada maternal yaitu infeksi saluran kemih, hydramnion, hipertensi kronik, pre eklamsi, sampai kematian ibu, pada janin dapat menyebabkan abortus spontan, kelainan congenital, infusiensi plasenta, hipoglikemia, hipomagnesemia, syndrome gawat nafas, dan lain-lain.
Penatalaksanaan pada kasus DMG, dengan menganjurkan ibu hamil diet dan berolahraga agar tidak terjadi penupukan glukosa dalam darah, dan kabohidrat diubah menjadi energy, ibu dapat menghindari makan maupun minuman yang manis atau mengandung glukosa berlebih.

3.2  Saran

Bagi ibu hamil hendaknya mengatur pola makan dan porsi makan dengan benar, menhindari makan dan minuman yang mengandung glukosa berlebih, serta selalu rajin untuk control gula darah, agar jika terdapat peningkatan gula darah yang berlebih, segera mendapatkan penangan dari petugas kesehatan.



DAFTAR PUSTAKA


           Brudenell, Michael. 1996. Diabetes pada Kehamilan. Jakarta : EGC
          Cunningham, F. Gary [et.al..]. 2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC
 Retno, A.Murti suryaningsih. Ery Fatmawati. 2011. Asuhan Kebidanan Pathologi.  Yogyakarat. Pustaka Pelajar
               http://bidandesa.com/pengaruh-kehamilan-dengan-diabetes-melitus.html



2 komentar:

  1. umumnya awal munculnya herpes step 1 hingga step 4 butuh ketika selagi 2-3 minggu.

    diwaktu persoalan ini sehat, virus Herpes simplex tidaklah penyap malahan mengendap di sel-sel saraf, menjauh bersumber system daya tahan, maka kepada keadaan tertentu virus ini bisa unjuk sedang ke tekstur kulit dan menjelmakan bengkak ulang.

    nanah ujian umumnya dipicu oleh :

    - Sengatan surya buat bibir
    - Demam
    - Flu/pilek
    - iklim dingin
    - Alergi makanan
    - luka di mulut
    - Pengobatan gigi
    - Stress
    - terlampaui lelah

    bagi sebahagian agung pasien, abses kuis Herpes Simplex tipe-1 kemungkinan cuma memunculkan singkat kesukaran nyeri, melainkan faktor ini sanggup berakibat fatal kepada :

    - pasien kelainan system daya tahan contohnya( AIDS)
    - pesakit yg menjalani kemoterapi
    - pesakit yg menjalani terapi penyinaran
    - pesakit yg menjalani pencangkokan sumsum tulang.

    terhadap beberapa orang termuat, ketimbis terungkap di perkataan yg bertakaran agung dapat menggelisahi makan dan penyebaran virus ke otak mampu berakibat fatal.

    Andrologi | bagaimana mengatasi kulup panjang

    Apakah sunat sakit | Metode sunat modesn terkini

    hubungi Dokter | Chatting gratis

    BalasHapus